Jumat, 09 Mei 2014

Resensi Novel Bumi Karya Tere Liye

Oleh: Michelia Alba



Novel: Bumi
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Cetakan: kedua 2014
Halaman: 440, Tebal: 20 Cm
ISBN: 978-602-03-0112-9


Sinopsis Novel:
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan. Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

Resensi Novel:
Novel Bumi karya Tere Liye ini mengisahkan anak perempuan yang berumr 15 tahun bernama Raib. Sejak kecil dia mempunyai kelebihan yang dirahasiakan dari kebanyakan orang yaitu bisa menghilang. Ayah dan ibunya bahkan tidak tahu tentang kelebihan anaknya itu. Orang yang pertama kali mengerti adalah temannya yaitu Ali.
Awalnya memang tidak begitu terlihat bahwa novel ini akan bergenre sama dengan novel Narnia atau Harry Potter. Novel ini ternyata banyak sekali mengandung unsur fantasinya. Raib awalnya tidak mengerti mengapa dia bisa menghilang. Akhirnya Raib bertemu dengan Tamus. Tamus adalah orang dari dunia lain yang mengirim kucing si Putih dan si Hitam ke rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah suruhan Tamus yang disuruh untuk mengawasi Raib. Si Hitam tidak bisa dilihat oleh mata manusia karena dia berasal dari dunia lain.
Petualangan di mulai ketika Raib, Seli, dan Ali masuk ke ruang aula sekolah. Mereka bertemu dengan Tamus dan anak buahnya di sana. Mereka datang melalui lubang yang menghubungkan antara bumi dengan dunia lain. Tamus adalah sosok jahat yang ingin menguasai empat lapisan dunia yang berbeda. Pada saat bertarung dengan Tamus, Raib dan kawan-kawan berhasil lolos karena dibantu oleh Miss Selena (guru Raib). Miss Selena pun menghadapi Tamus sendirian.  Akhirnya Raib dan kawan-kawan terpaksa harus mencari keberadaan Tamus untuk menyelamatkan Miss Selena.
Pada pertengahan cerita dijelaskan bahwa di bumi ini mempunyai empat dunia berbeda. Dunia Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Mereka hidup secara bersamaan di tempat yang sama, namun tidak bersetuhan sama sekali. Raib dan kawan-kawan akhirnya mencari jawaban atas diri mereka dengan berpetualang di dunia Bulan.
Novel ini menarik untuk dibaca ketika dilihat dari synopsis yang berada di punggung Novel. Kalimat yang menarik yang akhirnya banyak mendatangkan pembeli adalah, “Namaku Raib dan aku bisa menghilang.” Kata-kata itulah yang menarik pembaca untuk membeli novel tersebut. Banyak pesan-pesan yang ingin di sampaikan oleh Tere Liye lewat karyanya. Tere Liye memang dikenal tidak ingin mempublikasikan identitas dirinya, namun sisi positifnya adalah tulisannya sangat produktif.
Dilihat dari novel ‘Bumi’ ini, Tere Liye pun terkesan menutupi tempat kejadian dimana Raib dan kawan-kawan tinggal. Dia lebih menggantinya dengan kata-kata pengalihan seperti misalnya “Raib pun menyebutkan nama sekolahnya”. Salah satu alasannya mungkin pengarang ingin menciptakan imajinasi yang liar tanpa harus terpatok dari suatu wilayah. Jika pengarang mematokan wilayah tertentu misalnya Jakarta pasti pemikiran liar pembaca akan cenderung sempit. Pembaca akan langsung membayangkan kota Jakarta yang macet, padat, dan penuh dengan gedung-gedung bertingkat. Hal itu menyebabkan sulitnya untuk memunculkan unsur logis dalam suatu cerita ketika seorang dari Jakarta masuk ke dunia lain. Pembaca justru mungkin akan terasa heran atau bertanya-tanya.
Dalam karya ini, pengarang lebih mengganti tempat dengan penggambaran yang indah. Kata-kata yang digunakan tepat dan sangat mudah dibaca sehingga pembaca tidak akan lelah membaca novel setebal 440 halaman itu. Sama seperti novel petualangan lain yang menyisakan adegan terpotong di setiap episodenya, Tere Liye pun menggunakan trik itu. Pembaca seakan dibuat penasaran akan episode selanjutnya. Yang menarik disini, setiap episode dibuat pendek yaitu berkisar antara 4-6 halaman saja. Itu membuat pembaca akan semakin penasaran untuk membaca episode selanjutnya. Terlebih lagi dibagian akhir cerita diselipi kata-kata yang terpotong. Memang novel Bumi ini adalah seri pertamanya. Seri keduanya adalah novel Bulan. Jadi, pembaca akan semakin tertarik untuk menunggu seri berikutnya.
Pesan yang ingin disampaikan juga sangat banyak. Sebagai manusia harusnya sadar bahwa pada setiap diri manusia sebenarnya mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Selain itu, persahabatan yang dijalin antara Raib dan kawan-kawan menunjukan solidaritas dan sikap saling menghargai antara manusia dengan karakter dan sifat yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang ini, bumi memang sedang membenahi dirinya. Banyak bencana alam baik yang diakibatkan manusia atau pergerakan bumi itu sendiri. Manusia seharusnya lebih melestarikan bumi dengan sebaik-baiknya sehingga masa depan anak manusia lainnya akan lebih baik. Namun, bila manusia tetap egois dengan keinginannya tanpa memikirkan masa depan bumi akibatnya bukan Bumi saja yang “membenahi” diri, mungkin di atmosfer bumi sendiri akan membenahi diri. Yang terjadi adalah bencana alam yang akan semakin meningkat. 

Surakarta, 7 Mei 2014

6 komentar:

  1. Novel fantasi yang menakjubkan bukan?

    BalasHapus
  2. novel ini keren! pengen baca series kedua bulan!

    BalasHapus
  3. Bang tere memang selalu begitu :)

    BalasHapus
  4. saya beli uman 50k di toko buku. dan saya lagi mencari kelanjutan ceritanya yang berjudul komet, soalnya bumi, bulan , matahari dan bintang sudah saya baca. dan ini cerita yang seru dan membuat para pembaca penasarann

    BalasHapus